Jika Rambut Rontok Saat Haidh Apakah Harus Ikut Mandi Besar?

Kajian NGOPI (Ngobrol Perkara Islam)
Jamaah dan DKM Masjid Jami Ad Da’wah Balandongan
————————————–
Pertanyaan ke-54
Jamaah Bertanya:
Assalamulaikum wr wb,
Jika Rambut Rontok Saat Haidh Apakah Harus Ikut Mandi Besar?
DKM Menjawab:
Wa’alaikumusalam wr wb,
Bismillahirrahmanirrahim…
Puja serta Puji terlebih dahulu kepada Allah SWT yang telah menciptakan jasad ini untuk sarana kita melaksanakan ibadah kepada-Nya. Shalawat serta salam senantiasa kita curahkan pada jungjungan alam Baginda Rasulullah SAW yang senantiasa memberikan ilmu dan kemudahan bagi kita untuk melaksanakan ibadah kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
Haidh merupakan salah satu hadats besar yang mewajibkan mandi dengan kewajiban seluruh bagian luar anggota badan terkena air, termasuk rambut. Ulama berbeda pendapat terkait cara memperlakukan rambut yang sudah rontok saat haidh.
Imam Nawawi dalam kitab Raudlatut Thalibin berpendapat:
ولو غسل بدنه إلا شعرة أو شعرات ثم نتفها قال الماوردي إن كان الماء وصل أصلها أجزأه وإلا لزمه إيصاله إليه وفي فتاوى ابن الصباغ يجب غسل ما ظهر وهو الأصح وفي البيان وجهان أحدهما يجب والثاني لا لفوات ما يجب غسله كمن توضأ وترك رجله فقطعت والله أعلم
Artinya, “Dan jika seseorang membasuh seluruh badannya tanpa mengikut sertakan sehelai atau beberapa helai rambut kemudian ia mencabutnya, maka Imam Mawardi berpendapat, ‘Jika air dapat sampai ke akar helai itu, maka memadailah. Tetapi jika tidak, maka ia wajib menyampaikan air ke dasar bulu itu.’ Sedangkan fatwa Ibnu Shobagh menyebutkan, ‘Wajib membasuh bagian yang tampak saja.’ Pendapat ini lebih sahih. Sementara kitab Albayan menyebut dua pendapat. Pertama, wajib (membasuh bagian tubuh yang terlepas). Kedua, tidak wajib membasuh bagian tubuh yang terlepas. Karena, telah luput bagian yang wajib dibasuh. Ini sama halnya dengan orang yang berwudhu tetapi tidak membasuh kakinya, lalu diamputasi.” (Lihat Imam Nawawi, Raudlatut Thalibin wa Umdatul Muftiyin, Beirut, Darul Fikr, 2005 M/1425-1426 H, juz 1, halaman 125).
Demikian pula Imam Nawawi menyebutkan toleransinya terkait membasuh rambut ini dalam kitabnya yang lain sebagai berikut:
لو ترك من رأسه شعرة لم يصبها الماء لم يصح غسله: وعن أبي حنيفة انه يصح
Artinya, “ andai seseorang meninggalkan sehelai rambut kepalanya yang belum tersentuh air, maka tidak sah basuhannya. Sementara riwayat dari Imam Abu Hanifah menyebutkan, basuhan semacam itu tetap sah,” (Lihat Imam Nawawi, Al-Majemuk Syarhul Muhadzdzab, Kairo, Darut Taufiqiyah, tanpa tahun, juz 2, halaman 194).
Imam Nawawi menyebutkan jika ada sehelai rambut yang luput tidak terbasuh maka dianggap tidak sah basuhannya. Maka jika berpegang pada pendapat ini, untuk ikhtiat atau menjaga kehati-hatian, ada baiknya jika melihat rambut yang rontok saat haidh, seandainya tidak memberatkan lebih baik ikut dibasuh saja dengan tanpa harus mencari-cari helai rambut rontok yang tidak diketahui di mana jatuhnya.
Wallahu’Alam…
Wallahul nuwafiq ila aqwamith thariq
Wassalamu alaikum wr wb
(Ust. Yudha H. Bhaskara, SHI/ Ketua DKM Masjid Jami Ad Da’wah Balandongan Sukabumi dari berbagai sumber)