SEKILAS INFO
  • 3 tahun yang lalu / Masjid Independen bukan milik ormas, partai atau instansi tertentu tapi menjalin silaturahmi tanpa batas dengan siapapun
WAKTU :

Hukum jual beli di dalam masjid

Terbit 17 Februari 2021 | Oleh : admin | Kategori :
Hukum jual beli di dalam masjid

Kajian NGOPI (Ngobrol Perkara Islam)
Jamaah dan DKM Masjid Jami Ad Da’wah Balandongan.
Diasuh Oleh : Ust. Yudha H. Bhaskara,SHI

Pertanyaan ke-4

Jamaah Bertanya:
Bagaimana hukum berjualan di dalam Masjid?

DKM Menjawab:

Bismillah…

Hukum jual beli di masjid para ulama berbeda pendapat sebagaimana disebutkan dalam Al Mausu’ah Al Fiqhiyah :

وَاخْتَلَفُوا فِي صِفَةِ الْمَنْعِ ، فَذَهَبَ الْحَنَفِيَّةُ وَالْمَالِكِيَّةُ وَالشَّافِعِيَّةُ إِلَى الْكَرَاهَةِ ، وَذَهَبَ الْحَنَابِلَةُ إِلَى التَّحْرِيمِ
“Para ulama berbeda pendapat tentang sifat larangan berjualan di masjid, madzhab Hanafiyah, Malikiyah, dan Syafi’iyah berpendapat makruh. Sedangkan Hanabilah (Hambaliyah) mengharamkannya.” (Al Mausu’ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, 17/179. Maktabah Misykah)
Demikian pula Imam At Tirmidzi Rahimahullah menjelaskan:
وَالْعَمَلُ عَلَى هَذَا عِنْدَ بَعْضِ أَهْلِ الْعِلْمِ كَرِهُوا الْبَيْعَ وَالشِّرَاءَ فِي الْمَسْجِدِ وَهُوَ قَوْلُ أَحْمَدَ وَإِسْحَقَ وَقَدْ رَخَّصَ فِيهِ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ فِي الْبَيْعِ وَالشِّرَاءِ فِي الْمَسْجِدِ
“Sebagian ahli ilmu mengamalkan hadits ini, mereka memakruhkan jual beli di masjid. Inilah pendapat Ahmad dan Ishaq. Sedangkan, ulama lainnya memberikan keringanan (boleh) jual beli di masjid.” (Sunan At Tirmidzi lihat penjelasan No. 1336)
Kendati demikian, Rasulullah SAW sangat tidak menyukai kegiatan jual beli di dalam masjid sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Al Hakim dalam Al Mustadrak:

إِذَا رَأَيْتُمْ مَنْ يَبِيعُ أَوْ يَبْتَاعُ فِي الْمَسْجِدِ فَقُولُوا لَا أَرْبَحَ اللَّهُ تِجَارَتَكَ
“Jika kalian melihat orang yang berjual beli di masjid, maka katakanlah oleh kalian: “Semoga perniagaanmu tidak diberikan untung oleh Allah.” (HR. At Tirmidzi No. 1336, katanya: hasan gharib. Hadits ini dishahihkan Imam Al Hakim, dalam Al Mustadrak ‘Alash Shahihain No. 2339)
Terkait hadits ini Imam Ash-Shon’ani di dalam Subulus Salam menyebutkan:
فيه دلالة على تحريم البيع و الشراء فى المسجد. وانه يجب على من راْى ذلك فيه اْن يقول لكل من البائع والمشترى لا اْربح الله تجارتك جهرا زاجرا للفاعل لذلك يقول والعلة هي قوله فيما سلف (فان المساجد لم تبن لذلك)
“Di dalam hadits ini terdapat dalil yang menunjukan keharaman jual beli di dalam masjid, dan suatu keharusan bagi siapapun yang melihat transaksi jual beli di dalam masjid untuk mengatakan “Semoga perniagaanmu tidak diberikan untung oleh Allah” baik kepada pembeli maupun penjual, sebagai bentuk peringatan untuk orang yang melakukannya. Dalilnya adalah sabda Rasulullah SAW: ”Sesungguhnya masjid tidak dibangun untuk itu.”
Bahkan Sayidina Umar bin Khattab Radhiallahu ‘Anhu pernah menegur seseorang bernama Al Qashir yang kedapatan sedang berdagang di dalam masjid:
يَا هَذَا إِنَّ هَذَا سُوقُ الآْخِرَةِ فَإِنْ أَرَدْتَ الْبَيْعَ فَاخْرُجْ إِلَى سُوقِ الدُّنْيَا .
“Hei ..! sesungguhnya ini adalah pasar akhirat, jika engkau mau jualan, keluarlah ke pasar dunia!” (Al Mausu’ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, 17/179)
Jadi hukum berjualan di masjid ulama berbeda pendapat, Imam Ahmad bin Hambal dan Imam As Syaukani lebih cenderung pada pendapat yang mengharamkan, sebab jika makna larangan adalah makruh, maka itu harus ditunjukkan adanya qarinah. Sementara di kalangan madzhab Hanafiyah, Malikiyah, dan Syafi’iyah lebih cenderung pada makruh.

Wallahu’alam…

(Ust. Yudha H. Bhaskara, SHI (Ketua DKM)
dari berbagai sumber)

SebelumnyaHukum Jual Beli menyuruh anak kecil SesudahnyaBagaimana cara i’tidal apakah tangan kembali sedekap atau dibiarkan kebawah?

Tausiyah Lainnya