SEKILAS INFO
  • 3 tahun yang lalu / Masjid Independen bukan milik ormas, partai atau instansi tertentu tapi menjalin silaturahmi tanpa batas dengan siapapun
WAKTU :

Kenapa jumlah Rakaat shalat fardhu berbeda? Ada yang dua, tiga dan empat rakaat?

Terbit 25 Februari 2021 | Oleh : admin | Kategori :
Kenapa jumlah Rakaat shalat fardhu berbeda? Ada yang dua, tiga dan empat rakaat?

Kajian NGOPI (Ngobrol Perkara Islam)
Jamaah dan DKM Masjid Jami Ad Da’wah Balandongan.
Diasuh Oleh : Ust. Yudha H. Bhaskara,SHI

Pertanyaan ke-8

Jamaah Bertanya:
Kenapa jumlah Rakaat shalat fardhu berbeda? Ada yang dua, tiga dan empat rakaat?

DKM Menjawab:

Bismillah…

Sebagaimana kita ketahui bahwa perintah shalat diterima oleh Rasullah SAW setelah diberikan kemulyaan diundang secara langsung oleh Allah SWT melalui peristiwa Isra dan Mi’raj. Diawali dengan perjalanan dari Masjidl Haram hingga Masjid Aqsha (Isra), hingga naik dari Masjidil Aqsha ke Sidratul Muntaha (Mi’raj) hingga Mustawa untuk menerima perintah kewajiban shalat yang awalnya lima puluh waktu hingga menjadi lima waktu sebagaimana yang kita laksanakan sekarang.

Peristiwa inipun sebenarnya ada kaitannya dengan jumlah rakaat shalat fardhu. Tidak sembarang Allah menjadikan shalat Subuh dua rakaat, maghrib tiga rakaat, Dzuhur, Ashar dan Isya empat rakaat, tentunya menyimpan hikmah dibalik itu semua. Namun terkadang hikmah itu bisa dibuka oleh akal manusia namun kadang belum dibukakan oleh Allah SWT.

Sebagian ulama menyebutkan hikmah dibalik berbedanya jumlah rakaat shalat fardhu, Allah ingin memberikan keringan untuk kita yang disesuaikan situasi dan kondisi hamba-Nya. Untuk itulah ada perbedaan jumlah rakaat dan jumlah waktu shalat fardhu antara siang dan malam. Sebagaimana disebutkan dalam kitab Hasyiyatul Bajuri Juz 1 halaman 118:

وحكمة كون الصبح ركعتين بقاء كسل النوم , وحكمة كون كل من اظهر والعصر اْربعا توفر النشاط عندهما , وحكمة كون المغرب ثلاثا الاشارة الى اْنها وترالنهار, وحكمة كون العشاء اربعا خير نقص الليل عن النهار اذفيه فرضان وفى النهار ثلاثة,

Artinya: “Dan hikmah menetapkan shalat subuh dua rakaat karena masih lemahnya setelah bangun dari tidur, dan hikmah menetapkan shalat dhuhur dan ashar masing-masing empat rakaat, karena mencukupinya energi pada dua waktu itu. Dan hikmah menetapkan shalat maghrib tiga rakaat untuk menunjukkan itu adalah waktu witirnya siang. Dan hikmah menetapkan shalat isya empat rakaat adalah untuk menambal kekurangan ibadah malam dari siang. Karena ketika malam hanya ada dua waktu shalat fardhu, sedang saat siang hari ada tiga shalat fardhu.”

Demikian pula menurut Syaikhul Azhar Asy-Syarif Burhanudiin Abu Ishaq Ibrahim bin Muhammad bin Ahmad Al-Bajuri Al-Munafi Al-Mishri, bahwa ditetapkannya jumlah rakaat shalat dua, tiga dan empat adalah sebagai washilah mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, sebagaimana malaikat yang telah diciptakan Allah mempunyai sayap yang berjumlah dua-dua, tiga-tiga dan empat-empat. Berikut kutipannya dari Kitab Hasyiyatul Bajuri:

وايضا قد جعل الله للملائكة اْجنحة مثنى وثلاث ورباع فتتوصل بها الى الملاءالاْعلى فجعل سبحانه وتعالى للاْدميين الصلوات مثنى وثلاث ورباع كاْجنحة اللائكة فيتوصلون بها الى الله تعالى.

Artinya: “Dan juga Allah telah menjadikan bagi para malaikat sayap-sayap yang berjumlah dua-dua, tiga-tiga dan empat-empat. Sehingga dengan sayap-sayapnya itu para malaikat bisa sampai ke tempat yang tinggi. Maka Allah pun menjadikan untuk anak keturunan Adam shalat-shalat yang berjumlah dua-dua, tiga-tiga dan empat-empat layaknya sayap para malaikat, maka anak keturunan Adam pun bisa sampai kepada Allah Ta’ala melalui shalat-shalat itu.”

Jumlah sayap para malaikat dua-dua, tiga-tiga dan empat-empat ini sebenarnya sudah dituliskan di dalam Al-Quran surat Fatir ayat 1 :

الْحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ جَاعِلِ الْمَلَائِكَةِ رُسُلًا أُولِي أَجْنِحَةٍ مَثْنَىٰ وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ ۚ يَزِيدُ فِي الْخَلْقِ مَا يَشَاءُ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Artinya: “Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Sehingga bisa ditarik benang merah jika Rasullah SAW mi’raj langsung bertemu Allah di Mustawa, dan malak Jibril AS mi’raj hingga Sidratul Muntaha menggunakan sayapnya, maka kita pun sejatinya saat melaksanakan shalat lima waktu, sedang melaksanakan Mi’raj bertemu Allah dalam shalat lima waktu kita setiap harinya. Untuk itulah jumlah rakaat shalat fardhu berbeda-beda, ada yang dua, tiga dan empat, sebagai penyeimbang dengan para malaikat yang telah diciptakan sayap oleh Allah SWT masing-masing ada yang dua-dua, tiga-tiga dan empat-empat.

Wallahu’alam…

(Ust. Yudha H. Bhaskara, SHI (Ketua DKM)
dari berbagai sumber)

SebelumnyaApa hukum menggerakkan telunjuk saat Tasyahud? SesudahnyaApakah ada keterangan yang menjelaskan shalat lima waktu mengikuti Nabi-nabi sebelum Rasullah SAW?

Tausiyah Lainnya