Pak ustadz saya melihat sosok berpakaian serba putih, memakai songko dan sorban putih, sosok tersebut menolong saya lalu tiba-tiba menghilang, apakah itu malaikat ?
Kajian NGOPI (Ngobrol Perkara Islam)
Jamaah dan DKM Masjid Jami Ad Da’wah Balandongan
————————————–
Pertanyaan ke-36
Jamaah Bertanya:
Assalamulaikum wr wb,
Pak ustadz saya melihat sosok berpakaian serba putih, memakai songko dan sorban putih, sosok tersebut menolong saya lalu tiba-tiba menghilang, apakah itu malaikat ?
DKM Menjawab:
Wa’alaikumusalam wr wb,
Bismillahirrahmanirrahim…
Semoga rahmat dan inayah Allah senantiasa tercurah kepada kita. Hanya Allah-lah satu-satunya Dzat yang bisa memberikan perlindungan dari segala bentuk marabahaya baik di dunia maupun akhirat.
Pengalaman seperti ini sebenarnya banyak dialami oleh jamaah lain juga. Adakalanya melihat sosok seperti itu dalam kondisi terdesak, tiba-tiba hadir seseorang memberikan pertolongan dan tiba-tiba pula orang tersebut menghilang. Bahkan adakalanya pada saat shalat seorang diri tiba-tiba ada yang menjadi makmum, tapi saat selesai orang tersebut sudah tidak ada. Apakah sosok seperti itu disebut malaikat? Jawabannya adalah wallahu’Alam…
Namun yang pasti, di dunia ini bukan hanya manusia yang diciptakan Allah, Allah juga menciptakan malaikat dan jin yang bisa jadi menemani keseharian kita dalam kehidupan sehari-hari. Berbeda dengan manusia yang diciptakan dari sari pati tanah, Allah menciptakan malaikat dari cahaya dan jin dari api.
Sebagaimana disebutkan oleh Sayidatina ‘Aisyah RA dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim :
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « خُلِقَتِ الْمَلاَئِكَةُ مِنْ نُورٍ وَخُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ وَخُلِقَ آدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ ». (رواه مسلم)
Artinya: “Dari Aisyah r.a., ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Malaikat itu diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api tanpa asap, dan Adam diciptakan dari apa yang telah disifatkan (Allah swt. di dalam kitabNya) untuk kalian.” (HR. Muslim)
Sehingga Syekh Thahir Al-Jazairi mendefinisikan malaikat sebagai berikut:
هم اجسام لطيفة مخلوقة من نور لايأكلون ولايشربون وهم عباد مكرمون لايعصون الله ما امرهم ويفعلون ما يؤمرون.
Artinya : “Mereka adalah jisim-jisim lembut yang diciptakan (oleh Allah swt.) dari cahaya, mereka tidak makan dan minum, mereka adalah hamba-hamba yang mulia, mereka tidak akan mengingkari apa yang diperintahkan Allah SWT kepadanya, dan selalu melakukan apa yang diperintakan Allah kepadanya.” (kitab Al-Jawahirul Kalamiyah Fi Idhahil ‘Aqidah Al-Islamiyyah)
Sehingga dapat kita garis bawahi bahwa malaikat merupakan jisim yang memiliki roh, yang diciptakan dari cahaya, merupakan hamba Allah yang mulia, bukan laki-laki, bukan perempuan, tidak makan, tidak minum, tidak tidur, tidak merasakan letih, tidak beranak keturunan, tidak mendurhakai apa yang diperintahkan Allah dan senantiasa mengerjakan apapun yang diperintahkan Allah. Serta diberikan kemulyaan oleh Allah untuk bisa berubah wujud sesuai apa yang diperintahkan Allah padanya.
Demikian pula jumlah malaikat tidak ada yang tahu berapa jumlah pastinya kecuali Allah SWT. Bisa jadi jumlah malaikat lebih banyak daripada manusia dan jin, karena setiap seorang manusia saja ditemani dua malaikat yang menyertainya di kanan dan kiri mencatat amalnya selama hidup. Belum lagi malaikat yang mengurus hujan dan tumbuh-tumbuhan, mencabut nyawa, menghadiri majelis dzikir, menghadiri shalat subuh dan ashar, menyampaikan shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW, yang ruku, sujud di tujuh lapis langit, yang berada di Baitul Ma’mur, atau yang menjaga manusia dari gangguan jin dan masih banyak lagi.
Adapun wujud asli malaikat sebagainana disebutkan dalam Al Quran mempunyai sayap, ada yang jumlah sayapnya dua, tiga dan empat sehingga mempengaruhi jumlah rakaat shalat fardhu yang kita lalukan, adapula yang jumlah sayapnya yang lebih dari itu seperti sayap malaikat Jibril yang mempunyai 600 sayap. Sebagai diabadikan Allah dalam Quran surat Fathir ayat 1:
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ فَاطِرِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ جَاعِلِ الْمَلٰۤىِٕكَةِ رُسُلًاۙ اُولِيْٓ اَجْنِحَةٍ مَّثْنٰى وَثُلٰثَ وَرُبٰعَۗ يَزِيْدُ فِى الْخَلْقِ مَا يَشَاۤءُۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ (فاطر: ١)
Artinya : “Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan para malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang Ia kehendaki. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu” (QS Fathir: 1)
Untuk melihat wujud malaikat dalam bentuk aslinya tidak semua orang diberikan kemulyaan oleh Allah SWT. Hanya hamba-hamba pilihan-Nya saja yang diberikan kemulyaan bisa melihat wujud asli malaikat, diantaranya Rasulullah SAW. Namun untuk melihat wujud malaikat dalam bentuk lain, bukan hal yang tidak mungkin. Bisa saja siapapun diantara kita diberikan kesempatan oleh Allah, untuk bisa bertemu malaikat. Namun kadang kita yang tidak sadar sedang bertemu dengan malaikat, karena Allah kadangkala memerintahkan malaikat berubah wujud dalam wujud yang tidak kita perkirakan.
Berikut sebagian nash dari Al Quran dan Hadits yang dirangkum DKM terkait malaikat yang bisa dilihat dalam wujud manusia:
1. Malaikat Jibril berubah wujud menjadi manusia sempurna dihadapan Siti Maryam:
قال تعالى : ( وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ مَرْيَمَ إِذِ انْتَبَذَتْ مِنْ أَهْلِهَا مَكَانًا شَرْقِيًّا . فَاتَّخَذَتْ مِنْ دُونِهِمْ حِجَابًا فَأَرْسَلْنَا إِلَيْهَا رُوحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا . قَالَتْ إِنِّي أَعُوذُ بِالرَّحْمَنِ مِنْكَ إِنْ كُنْتَ تَقِيًّا . قَالَ إِنَّمَا أَنَا رَسُولُ رَبِّكِ لِأَهَبَ لَكِ غُلَامًا زَكِيًّا ) مريم/16-19 .
Artinya : “Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Qur’an, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. Maryam berkata: “Sesungguhnya aku berlindung daripadamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa”. Ia (Jibril) berkata: “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci”. (QS. Maryam: 16-19).
2. Malaikat berubah wujud menjadi manusia yang bertamu ke rumah Nabi Ibrahim AS:
وقال تعالى : ( هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ ضَيْفِ إِبْرَاهِيمَ الْمُكْرَمِينَ . إِذْ دَخَلُوا عَلَيْهِ فَقَالُوا سَلَامًا قَالَ سَلَامٌ قَوْمٌ مُنْكَرُونَ . فَرَاغَ إِلَى أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِينٍ . فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ . فَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً قَالُوا لَا تَخَفْ وَبَشَّرُوهُ بِغُلَامٍ عَلِيمٍ ) الذاريات/24-28 .
Artinya : “Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tamu Ibrahim (malaikat-malaikat) yang dimuliakan? (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: “Salaaman”, Ibrahim menjawab: “Salaamun” (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal. Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk (yang dibakar), lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim berkata: “Silakan kamu makan”. (Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata: “Janganlah kamu takut,” dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishaq)”. (QS. Adz Dzariyat: 24-28)
3. Malaikat Jibril berubah wujud menjadi manusia di hadapan Rasulullah SAW, Sayidina Umar RA dan para sahabat RA lainya:
عن عُمَر بْن الْخَطَّابِ قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيدُ سَوَادِ الشَّعَرِ لَا يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلَا يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِي عَنْ الْإِسْلَامِ … قَالَ : ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا ، ثُمَّ قَالَ لِي : يَا عُمَرُ أَتَدْرِي مَنْ السَّائِلُ ؟ قُلْتُ : اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ ، قَالَ : فَإِنَّهُ جِبْرِيلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِينَكُمْ .رواه البخاري ( 8.
Artinya: “Dari Umar bin Khatab –radhiyallahu ‘anhu- berkata: “Ketika kami pada suatu hari bersama Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam-, tiba-tiba seseorang datang menghampiri kami, dengan pakaian putih bersih, sangat hitam rambutnya, tidak ada tanda-tanda dari perjalanan jauh, kami semua tidak menganalinya, seraya mendekat kepada Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- lau duduk dengan merapatkan kedua lututnya kepada kedua lutut Rasulullah, dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua paha Rasulullah dan berkata: “Wahai Muhammad, kabarkan kepadaku apa itu Islam ?……. lalu pergi. Saya masih bersama Rasulullah beberapa saat, seraya Rasulullah bertanya: “Wahai Umar, apakah kamu tahu siapa yang tadi bertanya?, saya menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau bersabda: “Dia adalah Jibril mendatangi kalian untuk mengajarkan agama kalian”. (HR. Bukhori).
4. Malaikat Jibril menyerupai wajah salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW:
كَانَ جِبْرَائِيْلُ يَأْتِيْ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ فِيْ صُوْرَةِ دِحْيَةَ الْكَلْبِيِّ.
Artinya : “Malaikat Jibril Alaihissallam mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam rupa Dihyah al-Kalbi.” (HR. An-Nasai)
Demikian pula pada saat perang Badar dan perang Uhud banyak keterangan yang menyatakan bahwa para Sahabat melihat Rasulullah SAW dikelilingi oleh orang-orang perkasa yang sebelum perang dan sesudah perang orang-orang perkasa tersebut tidak nampak lagi. Bahkan banyak juga kesaksian serupa yang terjadi di masa kini seperti kesaksian relawan di Palestina dan lain sebagainya.
Sehingga bukan tidak mungkin di tengah kita sebenarnya ada malaikat yang menyerupai seseorang yang kita temui. Untuk itu, jika kita melihat sosok manusia sempurna yang menolong kita, yang sebelumnya tidak kita kenal lalu tiba-tiba menghilang, husnu dzan saja semoga itu malaikat yang diutus Allah untuk menyelamatkan kita. Hikmahnya ketika kita bertemu dengan siapapun akan selalu saling menghormati, karena kita tidak tahu apakah seseorang tersebut manusia atau malaikat.
Wallahu’Alam
(Ust. Yudha H. Bhaskara, SHI/ Ketua DKM Masjid Jami Ad Da’wah Balandongan Sukabumi dari berbagai sumber)